SELASA, 27 DESEMBER 2010.. akhirnya kami berangkat ber-enam (Saya, imam, fahmi, dege, dira dan aya)…menuju kota SUMEDANG..
Pukul 18.00 semua anggota sudah berkumpul
di sekolah, setelah menunaikan shalat magrib dan makan
malam..berangkatlah kita ber-enam. dari sekolah naik angkot 09 jurusan
warung jambu-sukasari. turun di simpang ” elos ” dilanjutkan naik angkot
jurusan ciAWI… turun di ciawi langsung sudah menunggu bus antar kota
Jakarta-Tasik. perjalanan Bogor- Bandung (Cileunyi) memakan waktu 4 jam ,
tiba di cileunyi pukul 1.00 wib. langsung naik angkot sumedang. satu
orang kena tarif Rp. 10.000. kami memutusakan untuk bermalam di mesjid
Agung Cimalaka. bagian dalam mesjid terkunci… akhirnya kami melaksanakan
shalat isya di teras luar masjid. selesai melakukan shalat isya , aya ,
dira fahmi dan saya rebahan istirahat. sedangkan imam dan dege pergi ke
pasar mencari serabi. kebetulan letak masjid cimalaka dan pasar
cimalaka tidak begitu jauh.. akhirnya setelah makan serabi…kami ber-enam
tertidur kecapean….antar tidur dan tidak..karena merasa was-was takut
barang-barang bawaan kami hilang menyebabkan tidur kami terjaga…tak
lelap.. tiba-tiba saya di bangunkan oleh imam, imam memberitahukan bahwa
seorang marboth (pengurus masjid) datang, rupanya waktu shalat subuh
sudah datang. kami berenam bangun dan melaksanakan shalat subuh
berjamaah.
Selesai shalat subuh, seorang bapak
menghampiri kami dan bertanya tujuan kami….setelah tahu kami akan ke
tampomas… si bapak yang pengurus masjid itu sedikit menceritakan kondisi
tampomas yang mulai rusak akibat bagian kaki gunung tampomas di
eksploitasi oleh aktivitas pengerukan pasir….
si bapak menunjukkan lampu-lampu yang
terlihat bergerak menyala nun jauh di sana di kaki tampomas…. ” itu
adalah lampu truk-truk pengangkut pasir” kata si bapak…..hmmm siang
malam tak hentinya tampomas di keruk pasirnya……
waktu menunjukkan pukul 06.00 pagi wib..
saatnya isi perut… bubur adalah sarapan yang di cari.. di pasar cimalaka
kami berenam mengisi tenaga dengan semangkuk bubur ayam
panasssssssss….. selesai sarapan bubur, kami langsung menuju desa
cibeureum dengan naik angkot….kami di turun di simpang tiga desa
cibeureum-sumedang. Ini adalah starting point..desa pertama menuju
tampomas… dari desa cibeureum tidak ada angkutan yang akan menuju
tampomas. hanya truk-truk pasir yang meNuju kesana…. sambil menunggu
truk pasir kosong yang lewat..kami tetap berjalan menyusuri desa
cibeureum…. dengan harapan besar semoga ada sopir baik hati dan ganteng
yang mau di jadikan tumpangan….masa sih tega lihat dua cewek jalan kaki
menggendong ransel super gede, daaaaaaann akhirnya sebuah truk lewat..
dengan jurus sakti…tangan saya lambaikan….. dan isyarat tangan itu
sangat sakti..truk berhenti..sang sopir baik hati menyuruh kami
naik…alhamdulillah…..menghemat tenaga dan waktu…. dan tak lama kami
sampai di area pengerukkan pasir, belasan mata pekerja memperhatikan ke
arah kami…. sebenarnya kami agak bingung juga ke arah mana kaki
melangkah, untungnya ada seorang penambang yang memberitahukan mengenai
jalur yang harus kami tempuh..hatur nuhun kang… kami berbelok ke kanan
dan mencari jalur yang dimaksud tadi yaitu sebuah jalan aspal… akhirnya
ketemu juga tuh jalan aspal..tapi kok ini jalan kotor banget ya dengan
sampah-sampah yang berserakan….sedangkan di sini tak ada satupun rumah
penduduk yang ada cuma area tambang pasir. Ternyata setelah kami sampai
di sebuah warung di sana kami menemukan jawaban bahwa ini adalah jalan
menuju tempat pembuangan akhir sampah kab. sumedanng.
camp giriwana di tampomas
Kami beristirahat sebentar di warung
tersebut. kami bingung..kemana lagi jalur yang harus kami tempuh…tak
ada satupun petunjuk arah..menuju tampomas…sambil beristirahat dan beli
segelas kopi kami cari dan korek informasi dari pemilik warung mengenai
jalur pendakian dan sumber air. kata si teteh penunggu warung, air cuma
ada di ladangnya pak odang…kebetulan pak odang pemilik ladang baru
datang. maka pucuk dicinta ulam pun tiba, pak odang yang baik hati itu
mengajak kami ke ladang sambil menunjukkan jalur yang harus kami lewati
nantinya jika mau ke puncak tampomas.
sampai di ladang milik pak odang di
samping hutan pinus, jalur masih cukup besar dan bisa dilewati mobil
kecil. pak odang menunjukkan sumber air miliknya di dekat pohon bambu.
saya dan imam pergi ke sumber air yang di tunjukkan oleh pak odang, yang
lainnya membereskan ransel dan membagi beban bawaan.
setelah persediaan air dirasa cukup, kami
lanjutkan perjalanan pendakian ini. Jalur pendakian masih lebar di
kawasan hutan pinus itu, tampak pohon pinus yang semuanya sedang diambil
getahnya. seperti mengawasi kami dari kanan dan kiri. sambil
menyuusuri jalur , Aya dan Dege mempereteli buah harendong bulu yang
matang dan besar-besar.. tibalah kami di jalur pertigaan.. cukup
membingungkan . lagi…..tak ada petunjuk yang jelas. saya putuskan imam
untuk meretas jalur kiri dan dege meretas jalur kanan..saya perintahkan
100 meter berjalan, mereka harus kembali dan setelah dege dan imam
melakukan perintah saya… tak lama mereka kembali dan memberi laporan.
dari laporan yang di sampaikan, bahwa jalur pendakian dari pertigaan
gubug tempat penampungan pinus itu harus ambil jalur kiri…ini adalah
jalur ke puncak, imam sudah menemukan petunjuk arah ke puncuk ..dan
dege melaporkan bahwa jalur kiri yang lebar itu daklah jalur yang biasa
dipakai para petani untuk mencari rumput. oke deh..ambil kiri. lalu
jalur mulai menanjak..butiran peluh mulai keluar dari sekujur tubuh….
entah mengapa pendakian ini terasa berat dan melalahkan…kami seperti
membawa beban di ransel 2 kali lipat beratnya…..
baru beberapa langkah saja kami sudah
kepayahan..beberapa kali mesti istirahat…. jalur pendakian semakin
menanjak…. pukul 11 siang kami semua benar-benar kelelahan…hutan pinus
sudah terlewati..kami memutuskan istitrahat lagi… ambil posisi
duduk..sambil minum dan makan roti…. dan tanpa disadari saking lelahnya
ditengah udara dingin siang itu..kami semua tertidur dalam posisi
duduk…. tiba-tiba suara imam mengagetkan saya..pak-pak… lanjut lagi
pak…. hehehe..duh lagi enak-enak tidur kok di bangunin… okelah
perjalanan kami lanjutkamn… cuaca mulai gelap saya khawatir hujan
turun..karena angin cukup besar dan udara dingin gunung tampomas mulai
menyergap….jalur semakin menanaak saja.. tapi kami sudah pulih dari
lelah…. akhirnya tiba di pertigaan…di sana ada petunjuk arah… hmmm
ternyata kami tiba di petrtigaan pertemuan jalur pendakian dari
conggeang- dan cibeureum…agak kaget juga karena di sana ada 2 orang
pendaki juga. yang penampilannya jauh dari kami yang membawa ransel..
meraka hanya membawa jerigen air dan tas kecil… kami bertegur sapa dan
saling menannyakan asal muasal kami..diketahui mereka sebenarnya bukan
pendaki tapi peziarah dari inderamayu…… yang akan berziarah menuju
petilasan yang ada di puncak gunung tampomas ini….
lalu kami mendaki bersama meraka..jalur
yang tersaji dihadapan kami tampak menjulang tinggi…lebih tepat
dikatakan jalur tebing..nanjaknya..hmmmm harus sedikit climbing …saya
mencoba merangsek jalur ini…saya merasa tenaga terkumpul berlipat
ganda…lalu 2 oarng pendaki inderamayu tesebut bersamaan mendaki…. saya
dan fahmi masih dalam jarak yang dekat…lalu lepas tanjakan pertama…kami
mulai terpencar.. saya jadi bersama 2 pendaki inderamayu..yang lainnya
entah tidak tampak….
semakin jauh semakin mendekati puncak
cuaca semakin dingin dan kabut tebal mulai turun..saya berjalan sendiri
di depan..pendaki inderamayu pun tak tampak di belakang saya.. suasana
begitu mencekam, jelas saya mendaki sendirian. akhirnya jalur
penderitaan (menanjak) tampaknya sudah habis…. kini jalur mulai tampak
datar..dan saya berjalan ngebut….karena penasaran…ini berarti puncak
sudah dekat…tapi kok jalur datar ini gak habis-habisnya….lalu sekitar 15
menit…..tampak di kegelapan dan kepekatan kabut serta di tengah badai
puncak gunung tampomas terlihat sebuah lapangan datar dengan beberapa
gundukan batu hitam menyambut kedatangan saya seorang diri…lalu saya
bersujud syukur di dataran lapang itu sambil meneriakkan ALLAHU
AKBAR…saya tiba di puncak..saya masih diberi kekuatan… dan saya merasa
begitu lemah…. tak lama menyusul 2 orang inderamayu itu..lalu di
belakangnya fahmi menyusul…. kondisi di puncak tampomas saat itu…badai
kabut yang pekat..angin bertiup kencang berputar-putar dan
bergemuruh..saya merasa berada di alam lain..entah alam apa… merasakan
fenomena alam yang tak mungkin saya dapatkan di kota….
Di tengah badai kabut itu..fahmi
berinisiatif memasak mie instan..karena memang perut kami sudah sangat
lapar… sambil menunggu rombongan imam, dege , aya dan dira yang nampak
belum ada tanda-tandanya… setelahh sekian lama menunggu..saya
perintahkan fahmi untuk menyusul ke bawah…mungkin ada apa-apa denga ke
-empat orang tersebut… lama juga fahmi menyusul..ini berarti jarak saya
dan imam cs..cukup jauh….maklum ada 2 orang wanita yang langkahnya tak
secepat pria…. setelahh sekita 20 menit tibalah dege , imam, aya dan
dira..ahamdulillah. mereka pun berhasil tiba di puncak tampomas….
SETELAH PUAS BERPHOTO-PHOTO DIPUNCAK
TAMPOMAS..KAMI BERSIAP KEMBALI UNTUK TURUN..KARENA MEMANG KAMI TARGETKAN
SEHARI NAIK-TURUN TAMPOMAS…KALAU MENGIUNAP DI PUNCAK..CUACA TIDAK
MEMUNGKINKAN..DAN PERBEKALAN AIR TAK CUKUP….
sebelum turun..kami sempatkan sebentar
bekunjung ke situs petilasn prabu siliwangi yang ada di selatan puncak
tampomas….. ternyata sebelum kami ke tempat petilasan muncul 4 orang
peziarah dari arah petilasan yang juga dari inderamayu.. sekita pukul 14
.00 wib siang , kami akhirnya turun…. sebenarnya kami ingin
berlama-lama menikmati puncak tampomas…tapi kabut tebal dan badai tak
memungkinkan kami berlam-lama disana.
Gunung Tampomas.. jika ada
kesempatan…suatu saat nanti kami akan kembali mencumbumu..kami
rindu….kabutmu…kami rindu kesunyianmu….
on the TOP. tampomas mount.
Dari lembah gunung tampomas
Di atas kilaunya lantai mesjid cimalaka
Di sela-sela deru truk pengangkut pasir
Kukagumi kebesaranmu
Dari lembah gunung tampomas
…Di antara ribuan pohon pinus
Di sela-sela rimbunnya belukar
Di tengah ramainya kicau burung
Kumemandang kokohmu
Dari lembah gunung tampomas
Di antara semilir angin yang berhembus sejuk
Dihiasi burung-burung yang beterbangan
Dalam bingkai birunya langit pagi kota sumedang
Kunikmati keindahanmu
Dalam ketidakberdayaan
Di antara kelesuan yang mendera
Kuterobos puncak gunung tampomas yang mulai tertutup kabut
Bersama badai yang bergemuruh
Kutermenung di pelataran puncakmu yang suci
Kukagumi keMaha PerkasaanMu
Kusadari segala kelemahanku
Kuakui semua dosaku
Kumohon segala ampunanMu
Kuharap selalu ridhoMu
Kupasrahkan semua dalam ikhtiar dan doaku
Kuyakin impian dan harapan itu kian mendekat.