Kamis, 15 November 2012

Mencumbu Tampomas (part 1)

SELASA, 27 DESEMBER 2010.. akhirnya kami berangkat ber-enam (Saya, imam, fahmi, dege, dira dan aya)…menuju kota SUMEDANG..
Pukul 18.00 semua anggota sudah berkumpul di sekolah, setelah menunaikan shalat magrib dan makan malam..berangkatlah kita ber-enam. dari sekolah naik angkot 09 jurusan warung jambu-sukasari. turun di simpang ” elos ” dilanjutkan naik angkot jurusan ciAWI… turun di ciawi langsung sudah menunggu bus antar kota Jakarta-Tasik. perjalanan Bogor- Bandung (Cileunyi) memakan waktu 4 jam , tiba di cileunyi pukul 1.00 wib. langsung naik angkot sumedang. satu orang kena tarif Rp. 10.000. kami memutusakan untuk bermalam di  mesjid Agung Cimalaka. bagian dalam mesjid terkunci… akhirnya kami melaksanakan shalat isya di teras luar masjid. selesai melakukan shalat isya , aya , dira fahmi dan saya rebahan istirahat. sedangkan imam dan dege pergi ke pasar mencari serabi. kebetulan letak masjid cimalaka dan pasar cimalaka tidak begitu jauh.. akhirnya setelah makan serabi…kami ber-enam tertidur kecapean….antar tidur dan tidak..karena merasa was-was takut barang-barang bawaan kami hilang menyebabkan tidur kami terjaga…tak lelap.. tiba-tiba saya di bangunkan oleh imam, imam memberitahukan bahwa seorang marboth (pengurus masjid) datang, rupanya waktu shalat subuh sudah  datang. kami berenam bangun dan melaksanakan shalat subuh berjamaah.
Selesai shalat subuh, seorang bapak menghampiri kami dan bertanya tujuan kami….setelah tahu kami akan ke tampomas… si bapak yang pengurus masjid itu sedikit menceritakan kondisi tampomas yang mulai rusak akibat bagian kaki gunung tampomas di eksploitasi oleh aktivitas pengerukan pasir….
si bapak menunjukkan lampu-lampu yang terlihat bergerak menyala nun jauh di sana di kaki tampomas…. ” itu adalah lampu truk-truk pengangkut pasir” kata si bapak…..hmmm siang malam tak hentinya tampomas di keruk pasirnya……
waktu menunjukkan pukul 06.00 pagi wib.. saatnya isi perut… bubur adalah sarapan yang di cari.. di pasar cimalaka kami berenam mengisi tenaga dengan semangkuk bubur ayam  panasssssssss….. selesai sarapan bubur, kami langsung menuju desa cibeureum dengan naik angkot….kami di turun di simpang tiga desa cibeureum-sumedang. Ini adalah starting point..desa pertama menuju tampomas… dari desa cibeureum tidak ada angkutan yang akan menuju tampomas. hanya truk-truk pasir yang meNuju kesana…. sambil menunggu truk pasir kosong yang lewat..kami tetap berjalan menyusuri desa cibeureum…. dengan harapan besar semoga ada sopir baik hati dan ganteng yang mau di jadikan tumpangan….masa sih tega lihat dua cewek  jalan kaki menggendong ransel super gede, daaaaaaann akhirnya sebuah truk lewat.. dengan jurus sakti…tangan saya lambaikan….. dan isyarat tangan itu sangat sakti..truk berhenti..sang sopir baik hati menyuruh kami naik…alhamdulillah…..menghemat tenaga dan waktu…. dan tak lama kami sampai di area pengerukkan pasir, belasan mata pekerja memperhatikan ke arah kami….  sebenarnya kami agak bingung juga ke arah mana kaki melangkah, untungnya ada seorang penambang yang memberitahukan mengenai jalur yang harus kami tempuh..hatur nuhun kang… kami berbelok ke kanan  dan mencari jalur yang dimaksud tadi yaitu sebuah jalan aspal… akhirnya ketemu juga tuh jalan aspal..tapi kok ini jalan kotor banget ya  dengan sampah-sampah yang berserakan….sedangkan di sini tak ada satupun rumah penduduk yang ada cuma area tambang pasir. Ternyata setelah kami sampai di sebuah warung di sana kami menemukan jawaban  bahwa ini adalah jalan menuju tempat pembuangan akhir sampah kab. sumedanng.

camp giriwana di tampomas
Kami beristirahat sebentar di warung tersebut.  kami bingung..kemana lagi jalur yang harus kami tempuh…tak ada satupun petunjuk arah..menuju tampomas…sambil beristirahat dan beli segelas kopi kami cari dan korek informasi dari pemilik warung mengenai jalur pendakian dan sumber air. kata si teteh penunggu warung, air cuma ada di ladangnya pak odang…kebetulan pak odang pemilik ladang baru datang. maka pucuk dicinta ulam pun tiba, pak odang yang baik hati itu mengajak kami ke ladang sambil menunjukkan jalur yang harus kami lewati nantinya jika mau ke puncak tampomas.
sampai di ladang milik  pak odang di samping hutan pinus, jalur masih cukup besar dan bisa dilewati mobil kecil. pak odang menunjukkan sumber air miliknya di dekat pohon bambu. saya dan imam pergi ke sumber air yang di tunjukkan oleh pak odang, yang lainnya membereskan ransel dan membagi beban bawaan.
setelah persediaan air dirasa cukup, kami lanjutkan perjalanan pendakian ini.  Jalur pendakian masih lebar di kawasan hutan pinus itu, tampak pohon pinus yang semuanya sedang diambil getahnya. seperti mengawasi kami dari kanan dan kiri.  sambil menyuusuri jalur ,  Aya dan Dege mempereteli  buah harendong bulu yang matang dan besar-besar.. tibalah kami di jalur pertigaan.. cukup membingungkan . lagi…..tak ada petunjuk yang jelas. saya putuskan imam untuk  meretas jalur kiri dan dege meretas jalur kanan..saya perintahkan 100 meter berjalan, mereka harus kembali dan setelah dege dan imam melakukan perintah saya… tak lama mereka kembali dan memberi laporan. dari laporan yang di sampaikan, bahwa jalur pendakian dari pertigaan gubug tempat penampungan pinus itu harus ambil jalur kiri…ini adalah jalur ke puncak,  imam sudah menemukan petunjuk arah ke puncuk ..dan dege melaporkan bahwa jalur kiri yang lebar itu daklah jalur yang biasa dipakai para petani untuk mencari rumput. oke  deh..ambil kiri. lalu jalur mulai menanjak..butiran peluh mulai keluar dari sekujur tubuh…. entah mengapa pendakian ini terasa berat dan melalahkan…kami seperti membawa beban di ransel 2 kali lipat beratnya…..
baru beberapa langkah saja kami sudah kepayahan..beberapa kali mesti istirahat…. jalur pendakian semakin menanjak…. pukul 11 siang kami semua benar-benar kelelahan…hutan pinus sudah terlewati..kami memutuskan istitrahat lagi… ambil posisi duduk..sambil minum dan makan roti…. dan tanpa disadari saking lelahnya ditengah udara dingin siang itu..kami semua tertidur  dalam posisi duduk….  tiba-tiba suara imam mengagetkan saya..pak-pak… lanjut lagi pak…. hehehe..duh lagi enak-enak tidur kok di bangunin… okelah  perjalanan kami lanjutkamn… cuaca mulai gelap saya khawatir hujan turun..karena angin cukup besar  dan udara dingin gunung tampomas mulai menyergap….jalur semakin menanaak saja.. tapi kami sudah pulih dari lelah…. akhirnya tiba di pertigaan…di sana ada petunjuk arah… hmmm ternyata kami tiba di petrtigaan pertemuan jalur pendakian dari conggeang- dan cibeureum…agak kaget juga karena di sana ada 2 orang pendaki juga. yang penampilannya jauh dari kami yang membawa ransel.. meraka hanya membawa jerigen air dan tas kecil… kami bertegur sapa dan saling menannyakan asal muasal kami..diketahui mereka sebenarnya bukan pendaki tapi peziarah dari inderamayu…… yang akan berziarah menuju petilasan yang ada di puncak gunung tampomas ini….
lalu kami mendaki bersama meraka..jalur yang tersaji dihadapan kami tampak menjulang tinggi…lebih tepat dikatakan jalur tebing..nanjaknya..hmmmm harus sedikit climbing …saya mencoba merangsek jalur ini…saya merasa tenaga terkumpul berlipat ganda…lalu 2 oarng pendaki inderamayu tesebut bersamaan mendaki…. saya dan fahmi masih dalam jarak yang dekat…lalu lepas tanjakan pertama…kami mulai terpencar.. saya jadi bersama 2 pendaki inderamayu..yang lainnya entah tidak tampak….
semakin jauh semakin mendekati puncak cuaca semakin dingin dan kabut tebal mulai turun..saya berjalan sendiri di depan..pendaki inderamayu pun tak tampak di belakang saya.. suasana begitu mencekam, jelas  saya mendaki sendirian. akhirnya jalur penderitaan (menanjak) tampaknya sudah habis…. kini jalur mulai tampak datar..dan saya berjalan ngebut….karena penasaran…ini berarti puncak sudah dekat…tapi kok jalur datar ini gak habis-habisnya….lalu sekitar 15 menit…..tampak di kegelapan dan kepekatan kabut serta di tengah  badai puncak  gunung tampomas terlihat sebuah lapangan datar dengan beberapa gundukan batu hitam menyambut kedatangan saya seorang diri…lalu saya bersujud syukur di dataran lapang itu sambil meneriakkan ALLAHU AKBAR…saya tiba di puncak..saya masih diberi kekuatan… dan saya merasa begitu lemah…. tak lama menyusul 2 orang inderamayu itu..lalu di belakangnya fahmi menyusul…. kondisi di puncak tampomas saat itu…badai kabut yang pekat..angin bertiup kencang berputar-putar dan bergemuruh..saya merasa berada di alam lain..entah alam apa… merasakan fenomena alam yang tak mungkin saya dapatkan di kota….
Di tengah badai kabut itu..fahmi berinisiatif memasak mie instan..karena memang perut kami sudah sangat lapar… sambil menunggu rombongan imam, dege , aya dan dira yang nampak belum ada tanda-tandanya… setelahh sekian lama menunggu..saya perintahkan fahmi untuk menyusul ke bawah…mungkin ada apa-apa denga ke -empat orang tersebut… lama juga fahmi menyusul..ini berarti jarak saya dan imam cs..cukup jauh….maklum ada 2 orang wanita yang langkahnya tak secepat pria….  setelahh sekita 20 menit tibalah dege , imam, aya dan dira..ahamdulillah. mereka pun berhasil tiba di puncak tampomas….
SETELAH PUAS BERPHOTO-PHOTO DIPUNCAK TAMPOMAS..KAMI BERSIAP KEMBALI UNTUK TURUN..KARENA MEMANG KAMI TARGETKAN SEHARI NAIK-TURUN TAMPOMAS…KALAU MENGIUNAP DI PUNCAK..CUACA TIDAK MEMUNGKINKAN..DAN PERBEKALAN AIR TAK CUKUP….
sebelum turun..kami sempatkan sebentar bekunjung ke situs petilasn prabu siliwangi yang ada di selatan puncak tampomas….. ternyata sebelum kami ke tempat petilasan muncul 4 orang peziarah dari arah petilasan yang juga dari inderamayu.. sekita pukul 14 .00 wib siang , kami akhirnya turun….  sebenarnya kami ingin berlama-lama menikmati puncak tampomas…tapi kabut tebal dan badai  tak memungkinkan kami berlam-lama disana.
Gunung Tampomas.. jika ada kesempatan…suatu saat nanti kami akan kembali mencumbumu..kami rindu….kabutmu…kami rindu  kesunyianmu….

on the TOP. tampomas mount.

Dari lembah gunung tampomas
Di atas kilaunya lantai mesjid cimalaka
Di sela-sela deru truk pengangkut pasir
Kukagumi kebesaranmu
Dari lembah gunung tampomas
…Di antara ribuan pohon pinus
Di sela-sela rimbunnya belukar
Di tengah ramainya kicau burung
Kumemandang kokohmu
Dari lembah gunung tampomas
Di antara semilir angin yang berhembus sejuk
Dihiasi burung-burung yang beterbangan
Dalam bingkai birunya langit pagi kota sumedang
Kunikmati keindahanmu
Dalam ketidakberdayaan
Di antara kelesuan yang mendera
Kuterobos puncak gunung tampomas yang mulai tertutup kabut
Bersama badai yang bergemuruh
Kutermenung di pelataran puncakmu yang suci
Kukagumi keMaha PerkasaanMu
Kusadari segala kelemahanku
Kuakui semua dosaku
Kumohon segala ampunanMu
Kuharap selalu ridhoMu
Kupasrahkan semua dalam ikhtiar dan doaku
Kuyakin impian dan harapan itu kian mendekat.

Tidak ada komentar: